Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Digitasi dan Atributisasi Data Citra Resolusi Tinggi

Teknik klasifikasi untuk citra penginderaan jauh dibedakan menjadi klasifikasi visual dan klasifikasi digital. Klasifikasi visual dilakukan dengan interpretasi dan deliniasi citra secara langsung, sedangkan klasifikasi digital dilakukan dengan metode supervised/unsupervised (berdasarkan nilai digital citra) melalui software. Masing-masing metode klasifikasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode klasifikasi visual dilakukan melalui teknik interpretasi citra dengan kunci interpretasi (warna, bentuk, ukuran, pola, tekstur, lokasi, dan asosiasi) di samping menggunakan pengetahuan dan pengalaman manusia (Shunji Murai, 1993). Deliniasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual pada hardcopy dan cara on screen. Deliniasi manual seringkali tidak dapat melakukan interpretasi citra secara konsisten, sehingga hasil deliniasinya dapat menjadi subjektif. 

Interpretasi citra adalah teknik untuk mengenali objek-objek, fenomena, dan gejala yang terlihat pada citra satelit dan foto udara. Unsur-unsur interpretasi citra terdiri dari sembilan unsur, yaitu rona atau warna, tekstur, ukuran, bentuk, pola, tinggi, bayangan, situs dan asosiasi. Kesembilan unsur interpretasi citra diilustrasikan berdasarkan tingkat kerumitannya sebagaimana pada diagram berikut:
Sumber: Sutanto, 1999.
Unsur Interpretasi Citra secara Manual/Visual

Kesembilan unsur interpretasi citra secara manual/visual:
1. Rona/Warna: tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan, sedangkan warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit (lebih sempit daripada spektrum tampak);
2. Ukuran: besar-kecilnya objek dibandingkan objek lainnya;
3. Tekstur: variasi rona/warna dalam suatu objek;
4. Bentuk: keadaan umum, struktur, kerangka tepi dari suatu objek;
5. Pola: susunan keruangan dari suatu objek;
6. Tinggi: nilai ketinggian dari suatu objek;
7. Bayangan: ciri-ciri objek yang memiliki aspek ketinggian;
8. Situs: letak/lokasi suatu objek terhadap objek lainnya;
9. Asosiasi: hubungan/kaitan antara suatu objek dengan objek lainnya.

Metode dalam mendeliniasi tiap jenis penggunaan lahan terhadap citra Kelurahan Sambirejo dilakukan dengan mempertimbangkan sembilan kunci interpretasi citra. Hasil deliniasi tersebut selanjutnya di-layout dengan ITP peta, sehingga menghasilkan peta citra dan peta tata guna lahan Kelurahan Sambirejo. Berikut kerangka kerja dalam praktik deliniasi/digitasi tersebut:
Analisis penulis, 2018.
Kerangka Kerja


HASIL
Jenis-jenis penggunaan lahan yang teridentifikasi melalui citra Kelurahan Sabirejo adalah sawah, kawasan pemukiman, masjid agung, tegalan, sungai, jalan raya, dan tubuh air.

Tabel Kunci Interpretasi Citra Kelurahan Sambirejo 
No.
Foto Citra
Objek
Lokasi
Kunci Interpretasi
1
SawahBagian tengah Kel. Sambirejo, Kec. Gayamsari·Rona/Warna: Hijau
·Ukuran: Besar
·Tekstur: Kasar
·Bentuk: Grid/kotak
·Pola: Homogen
·Tinggi: Rendah
·Bayangan: Tidak ada
·Situs: Lokasi sawah biasanya terpisah dari pemukiman
·Asosiasi: Warna hijau di lahan yang terpetak-petak berkaitan dengan persawahan
2
Kawasan PemukimanBagian selatan Kel. Sambirejo, Kec. Gayamsari·Rona/Warna: Coklat
·Ukuran: Kecil
·Tekstur: Kasar
·Bentuk: Kotak-kotak
·Pola: Heterogen/beragam
·Tinggi: 3-5 meter
·Bayangan: Ada sedikit
·Situs: Lokasi pemukiman terletak dekat terhadap jalan.
·Asosiasi: Pemukiman berkaitan dengan kumpulan bangunan berbentuk persegi panjang.
3
Masjid AgungBagian timur Kel. Sambirejo, Kec. Gayamsari·Rona/Warna: Coklat cerah
·Ukuran: Besar
·Tekstur: Sedang
·Bentuk: Persegi
·Pola: Heterogen
·Tinggi: Tinggi
·Bayangan: Ada
·Situs: Terletak dekat terhadap jalan utama
·Asosiasi: Berkaitan dengan menara dan bangunan berkubah
4
Tegalan

·Rona/Warna: Hijau
·Ukuran: Besar
·Tekstur: Kasar
·Bentuk: Tidak beraturan
·Pola: Heterogen
·Tinggi: Rendah
·Bayangan: Tidak ada
·Situs: Berlokasi dekat terhadap sungai
·Asosiasi: Berkaitan dengan sempadan sungai
5
SungaiBagian barat Kel. Sambirejo, Kec. Gayamsari·Rona/Warna: Hitam
·Ukuran: Memanjang
·Tekstur: Halus
·Bentuk: Garis tebal memanjang
·Pola: Homogen
 Tinggi: Rendah
·Bayangan: Tidak ada
·Situs: Berlokasi jauh terhadap lahan terbangun
·Asosiasi: Berkaitan terhadap sempadan sungai
6
Jalan RayaBagian utara Kel. Sambirejo, Kec. Gayamsari·Rona/Warna: Abu-abu
·Ukuran: Memanjang
·Tekstur: Halus
·Bentuk: Garis tebal memanjang
·Pola: Homogen
·Tinggi: Rendah
·Bayangan: Ada
·Situs: Berlokasi sebagai pemisah terhadap lahan terbangun
·Asosiasi: Berkaitan dengan jalur utama
7
Tubuh AirBagian utara Kel. Sambirejo, Kec. Gayamsari·Rona/Warna: Hitam
·Ukuran: Sedang
·Tekstur: Halus
·Bentuk: Tidak beraturan
·Pola: Homogen
·Tinggi: Rendah
·Bayangan: Tidak ada
·Situs: Berlokasi dekat terhadap pemukiman
·Asosiasi: Berkaitan dengan embung/tubuh air selain sungai
Sumber: Analisis penulis, 2018.

Citra Kelurahan Sambirejo dideliniasi tiap jenis penggunaan lahannya berdasarkan interpretasi citra di atas sehingga menghasilkan peta-peta berikut:




SIMPULAN
Kunci interpretasi citra yang terdiri dari rona/warna, ukuran, tekstur, bentuk, pola, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi, digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis penggunaan lahan di Kelurahan Sambirejo. Jenis-jenis penggunaan lahan di Kelurahan Sambirejo di antaranya adalah sawah, kawasan pemukiman, masjid agung, tegalan, sungai, jalan raya, dan tubuh air.


REFERENSI
Shunji, Murai. 1993. Remote Sensing Note. University of Tokyo. 

Sutanto. 1999. Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


TUTORIAL

Buka aplikasi ArcGIS, kemudian klik kanan pada Layers, klik Properties... Muncul kotak dialog Data Frame Properties, klik tab Coordinate System, pilih koordinat yang sesuai dengan sistem koordinat wilayah studi (WGS 1984 UTM Zone 49S untuk Kelurahan Sambirejo), kemudian klik OK. Lakukan langkah ini setiap kali membuka ArcGIS, untuk mengatur sistem koordinat yang akan digunakan.


Klik Add Data untuk menambahkan file .TIF citra Kelurahan Sambirejo. Pilih citra yang dimaksud, kemudian klik Add. Langkah ini dilakukan untuk memasukkan data citra ke dalam ArcGIS untuk selanjutnya diolah. 


Klik kanan pada layer citra Kelurahan Sambirejo, kemudian klik Properties... untuk melihat informasi yang ada dalam data citra tersebut. 


Pada kotak dialog Layer Properties, klik tab Source. Akan terlihat informasi mengenai data citra yang telah dimasukkan ke dalam ArcGIS. Dalam konteks ini, data citra yang dimasukkan oleh penulis terdiir dari 3 (tiga) band, memiliki cell size 0.99 x 0.99, ukuran file 9.90 MB, format TIFF, dan memiliki kedalaman pixel sebesar 16 Bit. 


Scroll down tab Source, akan terbaca informasi bahwa data citra Kelurahan Sambirejo yang dimasukkan oleh penulis memiliki sistem koordinat WGS_1984_UTM_Zone_49S, yang berarti bahwa sistem koordinat yang di-input sudah sesuai dengan sistem koordinat yang seharusnya. 


Pada Catalog, insert/drag data-data shapefiles pendukung, seperti data batas administrasi dan jalan. Data-data tersebut berguna sebagai informasi pendukung yang akan ditampilkan pada peta. 


Untuk mulai mendeliniasi jenis-jenis penggunaan lahan, klik kanan pada salah satu folder dalam Catalog, kemudian klik New, klik Shapefile... Langkah ini dilakukan untuk menabahkan data shapefile baru ke dalam layar kerja. Kemudian, pada kotak dialog Create New Shapefile, isikan nama data, tipe data, sistem koordinat, kemudian klik OK. 


Klik kanan pada layer guna lahan yang telah terbentuk (hasil create new shapefile), kemudian klik Open Attribute Table. Pada kotak dialog Table, klik Add Field untuk menambahkan kolom data. Selanjutnya, kolom ini akan diisikan informasi mengenai jenis penggunaan lahan untuk tiap hasi deliniasi. 


Isikan nama kolom dan tipe kolom. Dalam konteks ini, isikan “Guna_Lahan” dan pilih tipe kolom Text (karena informasi yang diatributkan berupa teks). Kemudian klik OK. Selanjutnya akan tertambahkan satu kolom ‘Guna_Lahan’ dalam tabel atribut. 


Klik kanan pada layer Guna Lahan (hasil create new shapefile), kemudian pilih Edit Features, dan klik Start Editing. Pada kotak dialog Create Features, klik Guna Lahan, kemudian klik Polygon pada Construction Tools. Hal ini berarti bahwa penulis akan mendeliniasi bentuk polygon terhadap citra. 


Setelah terbentuk salah satu polygon, klik kanan pada layer Guna Lahan, kemudian klik Open Attribute Table. Akan muncul satu baris baru, isikan jenis penggunaan lahannya pada kolom Guna_Lahan. 


Lakukan langkah create polygon dan pengisian nama jenis penggunaan lahan (untuk tiap polygon) hingga seluruh lahan dalam citra terdeliniasi sesuai jenis penggunaan lahannya. 


Untuk memberikan warna pada hasil deliniasi berdasarkan jenis penggunaan lahannya, klik kanan pada layer Guna Lahan, kemudian klik Properties... Pada kotak dialog Layer Properties, klik tab Symbologi, pilih Unique values, kemudian pilih ‘Guna_Lahan’ pada Value Field. Uncheck (hilangkan tanda centang) pada simbol <all other values>, kemudian klik Add All Values, atur warna sesuai PP No. 8 Tahun 2011 tentang Ketelitian Peta. Selanjutnya klik OK. 


Gambar ini merupakan gambaran tata guna lahan Kelurahan Sambirejo, hasil dari deliniasi yang telah dilakukan. Selanjutnya adalah pemberian grid dan ITP. 


Hasil akhir layout peta tata guna lahan Kelurhaan Sambirejo.


Semoga berguna.
Salam,
Abdurrahman Zaki

Post a Comment for "Digitasi dan Atributisasi Data Citra Resolusi Tinggi"