Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembuatan Peta Daya Dukung Lahan dan Kesesuaian Lahan (Studi Kasus: Kelurahan Gedawang)

ArcMap (salah satu software ArcGIS) pada praktikum ini digunakan untuk menganalisis daya dukung lahan dan kesesuaian lahan di Kelurahan Gedawang, dengan meng-input data mengenai peta tata guna lahan, jenis tanah, tingkat kelerengan, dan curah hujan yang terdapat di Kelurahan Gedawang. Saya memilih Kelurahan Gedawang karena Kelurahan Gedawang merupakan tempat tinggal saya, dengan harapan bahwa saya akan lebih memahami kondisi daya dukung lahan dan kesesuaian lahan yang berada di sekitar tempat tinggal saya, hehehe.

Peta daya dukung lahan di Kelurahan Gedawang merupakan hasil analisis terhadap jenis tanah, tingkat kelerengan, dan curah hujan di Kelurahan Gedawang. Analisis ini dilakukan dengan menjumlahkan skor jenis tanah, tingkat kelerengan, dan curah hujan, sehingga diperoleh skor total yang berguna dalam menentukan daya dukung lahan. Penentuan daya dukung lahan ditentukan dengan skor total <125 untuk kawasan budidaya, 125-174 untuk kawasan penyangga, dan >=175 untuk kawasan lindung. Kawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup. Kawasan penyangga merupakan kawasan yang berfungsi untuk menyangga antara kawasan non-budidaya dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. 

Peta kesesuaian lahan di Kelurahan Gedawang merupakan hasil analisis antara peta tata guna lahan dan peta daya dukung lahan di Kelurahan Gedawang. Penggunaan lahan di Kelurahan Gedawang dianalisis kesesuaiannya dengan kondisi kawasan. Hasil analisis ini akan menunjukkan penggunaan lahan yang telah sesuai dan belum sesuai di Kelurahan Gedawang.

Data
Saya mengolah data dasar yang bersumber dari BAPPEDA Kota Semarang 2011. Berikut ini data-data yang di-drag ke dalam lembar kerja ArcGIS dalam tahap awal dalam praktikum ini :
No
Nama
Tipe
Sumber
1.
Land use revisi.shp
Shapefile(*shp)
BAPPEDA Kota Semarang tahun 2011
2.
Tanah baru.shp
Shapefile(*shp)
BAPPEDA Kota Semarang tahun 2011
3.
Lereng explode.shp
Shapefile(*shp)
BAPPEDA Kota Semarang tahun 2011
4.
Curah hujan 1.shp
Shapefile(*shp)
BAPPEDA Kota Semarang tahun 2011
5.
Batas kelurahan_poly_rev..shp
Shapefile(*shp)
BAPPEDA Kota Semarang tahun 2011


Saya kemudian membuat peta tata guna lahan, peta jenis tanah, peta tingkat kelerengan, dan peta curah hujan di Kelurahan Gedawang. Berikut tampilan peta-peta tersebut : 

1. Peta tata guna lahan di Kelurahan Gedawang. 
Berdasarkan peta ini, lahan di Kelurahan Gedawang difungsikan sebagai kawasan hutan, permukiman, perumahan, sawah, dan tegalan. 

2. Peta jenis tanah di Kelurahan Gedawang. 
Jenis tanah yang berada di Kelurahan Gedawang adalah latosol coklat kemerahan. 

3. Peta tingkat kelerengan di Kelurahan Gedawang. 
Tanah di Kelurahan Gedawang memiliki tingkat kelerengan dari landai hingga sangat curam. 

4. Peta curah hujan di Kelurahan Gedawang. 
Berdasarkan peta ini, diketahui bahwa intensitas curah hujan yang ada di Kelurahan Gedawang tergolong tinggi. 

Hasil
Hasil praktikum yang dilakukan oleh saya berupa peta daya dukung lahan dan peta kesesuaian lahan di Kelurahan Gedawang. Berikut ini adalah tampilan peta-peta tersebut :

1. Peta Daya Dukung Lahan Kelurahan Gedawang
 
Daya dukung lahan di Kelurahan Gedawang ditentukan oleh beberapa variabel yang dianalisis oleh software ArcMap untuk menentukan jenis kawasan. Berikut ini merupakan tampilan tabel atribut dalam menentukan jenis kawasan pada peta daya dukung lahan Kelurahan Gedawang :

Pada tabel atribut di atas, terdapat beberapa skor yang dihitung dalam membuat kategori jenis kawasan. Jenis kawasan ini ditentukan dengan total skor <125 untuk kawasan budidaya, 125-174 untuk kawasan penyangga, dan >=175 untuk kawasan lindung. Berdasarkan tabel atribut di atas, diketahui bahwa jenis kawasan di Kelurahan Gedawang hanya terdapat dua jenis, yaitu sebagai kawasan budidaya dan kawasan penyangga. Kawasan budidaya di Kelurahan Gedawang hanya terdapat pada tanah dengan tingkat kelerengan 2-15%. Sedangkan kawasan penyangga di Kelurahan Gedawang memiliki tingkat kelerengan sebesar >15%.

2. Peta Kesesuaian Lahan Kelurahan Gedawang.

Peta kesesuaian lahan Kelurahan Gedawang merupakan hasil analisis terhadap peta tata guna lahan dan peta daya dukung lahan Kelurahan Gedawang. Berikut ini adalah tabel atribut dari peta kesesuaian lahan Kelurahan Gedawang :

Berdasarkan tabel atribut di atas, lahan di Kelurahan Gedawang digunakan sebagai hutan, permukiman, perumahan, sawah, dan tegalan, yang didirikan di kawasan penyangga maupun budidaya. Terlihat melalui tabel tersebut, bahwa terdapat 35 lahan yang telah sesuai penggunaannya dan 1 lahan yang belum sesuai penggunaannya. 


Tutorial
Buka perangkat lunak ArcMap dengan mengklik Start Menu > All Programs > ArcGIS > ArcMap 10.3. 


Pada Catalog, drag batas kelurahan_poly_rev.shp beserta data mengenai tanah, kelerengan, dan curah hujan ke dalam lembar kerja. Kemudian klik menu Selection, klik Select By Attributes... Pada kotak dialog, pilih salah satu kelurahan di lingkup Kota Semarang yang akan dipilih. Double click “KELURAHAN”, klik tanda =, klik Get Unique Values, double click nama kelurahan yang dipilih, klik OK. 


Pada ArcToolbox, double click Clip, kemudian potong peta mengenai tanah, kelerengan, dan curah hujan dengan data mengenai kelurahan yang dipilih, kemudian pilih lokasi penyimpanan, beri nama data, klik Save, lalu klik OK. 


Kemudian pada ArcToolbox, double click Union, kemudian input data mengenai tanah, kelerengan, dan curah hujan ke dalam kotak dialog “Union”, tentukan lokasi penyimpanan dan nama data, klik Save, OK. 

Klik kanan pada layer DDL Gedawang, klik Open Attribute Table, kemudian Add Field... 


Masukkan “Skor Total” pada kolom Name dan “Short Integer” pada kolom Type, klik OK. Klik kanan pada kolom “Skor Total”, kemudian klik Field Calculator... 


Pada Skor_Total =, dijadikan supaya menghasilkan [SKOR] + [SKOR_1] + [SKORING], kemudian klik OK. Pada kotak dialog Table, tambahkan kolom dengan Add Field... 


Tambahkan “Kawasan” pada kolom Name dan “Text” pada kolom Type, klik OK. Pada Editor, klik Start Editing, pilih DDL Gedawang dan klik OK. 


Pada menu Selection, klik Select By Attributes..., masukkan DDL Gedawang pada kolom Layer, kemudian masukkan data sehingga terlihat “Skor_Total” <=125, klik OK. 


Pada kolom Kawasan, klik kanan dan klik Field Calculator, kemudian masukkan data “Kawasan Budidaya” dan klik OK. 


Lakukan kembali beberapa langkah sebelumnya untuk memasukkan data “Skor_Total”>126 And “Skor_Total”<175 pada kotak dialog Select by Attributes dan klik Apply/OK. Pada kotak dialog Field Calculator, masukkan data “Kawasan Penyangga” dan klik OK. Klik Save Edits dan Stop Editing pada Editor. 


Drag land use revisi.shp ke dalam lembar kerja. Pada ArcToolbox, double click pada Clip. 


Masukkan land use revisi pada Input Features dan KELURAHAN_GEDAWANG pada Clip Features, tentukan lokasi penyimpanan, klik Save dan OK. Pada ArcToolbox, double click pada Union


Pada kotak dialog Union, gabungkan layer TGL Kelurahan Gedawang dan DDL Gedawang menjadi layer Kesesuaian Lahan. Pada layer Kesesuaian Lahan, klik kanan dan klik Open Attribute Table. Pada kotak dialog Table, tambahkan field dengan mengklik Add Field...


Pada kotak dialog Add Field, tentukan isi kolom Name dan tipe pada kolom Type, klik OK. Selanjutnya, drag data .shp mengenai batas kelurahan, jalan, dan sungai ke dalam lembar kerja


Double click pada Clip, pada ArcToolbox. Kemudian masukkan jalan_edit sebagai Input Features dan KELURAHAN_GEDAWANG sebagai Clip Features, tentukan lokasi output, klik OK. Lakukan hal yang sama terhadap layer jalan_edit. 


Pada layer jalan_edit, klik kanan dan klik Properties... Pada kotak dialog Layer Properties, klik menu Symbology, klik Categories, klik Add Values..., blok Arteri Primer dan Arteri Sekunder, klik OK. Kemudian blok Value Arteri Primer dan Arteri Sekunder, klik kanan dan klik Group Values. 


Klik simbol arteri dan pada kotak dialog Symbol Selector, klik Edit Symbol..., klik tanda “+”, klik More Colors... Kemudian masukkan komposisi warna sesuai dengan aturan yang ada. 


Ubah width sesuai aturan yang ada, ubah units menjadi milimeters, klik OK. Nonaktifkan symbol, kemudian tuliskan “Arteri” pada Label, klik OK. Dilakukan langkah kerja ini untuk sungai dan batas kelurahan. 


Pada menu Labels, atur Label Field , jenis Font, maupun ukurannya, klik OK. Aktifkan Label Features dengan mengklik kanan layer batas_kelurahan_poly_ dan mengklik Label Features. 


Pada Layout View, klik kanan dan klik Page and Print Setup... Atur ukuran kertas menjadi A4, orientasi kertas menjadi Landscape, satuan pengukuran menjadi Centimeters, aktifkan Scale Map..., klik OK. 


Pada Data View, klik kanan dan klik Data Frame Properties... Klik tab Grids, klik New Grid..., pilih Measured Grid dan klik Next >. 


Pilih Tick marks and labels dan klik Next >, klik OK. 


Pada Layout View, atur tampilan peta hingga terlihat sedemikian rupa.


Salam,
Abdurrahman Zaki

2 comments for "Pembuatan Peta Daya Dukung Lahan dan Kesesuaian Lahan (Studi Kasus: Kelurahan Gedawang)"

  1. Permisi mau tanya, itu field SKORING dari data yang mana ya ? Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam hangat,
      maaf ya, sudah lama saya belum membuka kolom komentar blog ini.

      Seingat saya, field "SKORING" itu sudah bawaan (default) dari data yang saya dapatkan saat itu.

      Delete